anggung penting Piala Asia 2019 udah terjadi. Zayed Sport City Tingkat bisa jadi saksi bisu partai pucuk; Jepang menantang Qatar. Kesuksesan Jepang menggapai final Piala Asia 2019 tidak surprise. Duduki rangking ke-50 dunia (Per Desember 2018), Agen Slot Terpercaya Club Samurai Biru adalah satu diantaranya teratas dalam kontes ini. Hal demikian pula dijelaskan oleh pelatih kepala Iran, Carlos Queiroz.
"Beban buat menangkan kontes ini berada pada bahu Australia, Jepang, dan Korea Selatan," kata Queiroz. Di bawah pedomannya, Iran merupakan negara Asia dengan rangking FIFA paling tinggi mulai sejak Agustus 2018. Dianya sendiri masih merendah dan jagokan Jepang.
Sukses ke Piala Asia sehabis memenangi Group C di sesi penyisihan, Qatar berkumpul dengan lawan-lawan yang lumayan berat. Korea Utara, Lebanon, dan Arab Saudi. Arab Saudi 2x menggapai final Piala Asia di dalam 20 tahun akhir, mereka pula tampil di Piala Dunia 2018. Punyai tiga titel juara Piala Asia, Arab Saudi kali terakhir mengangkut trophy itu di Uni Emirat Arab (1996).
Lebanon ada di dalam atas Qatar dalam hal rangking FIFA (81 sebanding 93). Korea Utara yang duduki rangking 109 FIFA udah punyai pengalaman di Piala Dunia dan dibela kecakapan seperti Han Kwang-Song yang bermain buat Perugia di Serie-B, Italia. Pemain Qatar yang barangkali setara dengan Han sekedar Akhram Afif. Eks pemain Sporting Gijon yang pernah sempat 9x main di La Liga. Dia dengan status pemain Villarreal tetapi belum sempat main buat Yellow Submarines dan tengah dipinjam oleh Al Sadd.
Sanchez tahu jadi juara tak kan simpel, apalagi itu bukan obyek terpentingnya di kontes ini. Fokus Felix Sanchez di Piala Asia 2019 merupakan memperlihatkan kwalitas Qatar di Asia dan dunia. "Kami pengen memperlihatkan jika Qatar dapat sejajar dan berlomba dengan seluruh negara Asia. Ini merupakan penyiapan kami ketujuan Piala Dunia," ujarnya.
Mengambil langkah sampai ke partai final, Qatar sudah semestinya dapat menekankan beberapa faksi. Rahasia kemajuan mereka tidak uang dari Togel Hari Ini pemilik Paris Saint-Germain maupun kolusi di antara beberapa negara tetangga. Kunci kesuksesan anak-anak asuh Felix Sanchez cuman dua soal simple.
Sanchez tidak memandang begitu jauh di depan waktu Piala Asia 2019. Dia menyamakan skema bermainnya dengan musuh yang bisa ditemui. "Kami dapat konsentrasi hadapi laga secara peralahan. Tiap club berikan halangan. Soal yang bisa kami menjaga merupakan perform, niat, dan kesehatan pemain," kata Sanchez.
Hasilnya waktu enam laga ketujuan final, Sanchez wujud anak-anak asuhnya dengan 3 skema tidak serupa: 4-2-3-1 jadi metode penting. Memercayakan jarak antara barisan yang dekat buat tutup area musuh. Saat menantang Arab Saudi yang lebih konsentrasi menggempur dari tengah, Qatar gunakan 3-5-2. Saat itu saat berbicara Iraq yang memercayakan segi lapangan, mereka menyamainya dengan 4-3-3.
